Makanan bayi - Pentingnya mengatur pola makanan bayi
Makanan bayi - Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan alami terbaik bayi di awal
kehidupannya. Karena segudang manfaat yang dimilikinya, tak heran bila
banyak ahli yang menganjurkan agar setiap ibu sedapat mungkin memberikan
ASI eksklusif kepada sang buah hati minimal dalam enam bulan pertama
kehidupannya.
Namun, seringkali kesalahan yang terjadi adalah setelah masa ASI eksklusif ini atau si bayi sudah bisa mengkonsumsi asupan lain selain ASI si ibu tidak memberikan ASI lagi. Padahal menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi sebaiknya di sapih setelah 2 tahun usianya.
Permasalah ASI eksklusi juga terjadi pada ibu yang bekerja di kantoran, untuk itu pemerintah mencoba memberikan keleluasaan pada ibu yang pada masa pemberian makanan bayi berupa ASI eksklusif boleh membawa bayi ikut serta bekerja atau mengijinkannya memberi jam khusus untuk menyusui bayinya.
Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, baik dilihat dari jenis makanannya, tekstur dan jumlah porsinya. Kekentalan makanan bayi dan jumlah harus disesuaikan dengan kesiapan bayi dalam menerima makanan. Dari sisi tekstur makanan, awalnya bayi harus diberi makanan semi padat, sedangkan makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh giginya. Porsi makanan juga berangsur muladi dari satu sendok hinga berangsur-angsur bertambah sesuai porsi bayi.
Pada usia 6-9 bulan tekstur makanan bayi sebaiknya cair dan lembut seperti bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran yang dihaluskan. Menginjak usia 10-12 bulan, bayi mulai beralih ke makanan kental dan padat, namun tetap harus bertekstur lunak, seperti aneka nasi tim. Usia 12-24 bulan bayi sudah mulai dikenalkan pada asupan keluarga atau makanan padat namun tetap mempertahankan rasa.
Hindari makanan-makanan yang dapat mengganggu organ pencernaan, seperti makanan bayi yang terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu asam dan berlemak. Pada masi ini kenalkan finger snack yang bisa dipegang seperti cookies, nugget, atau potongan sayuran rebus atau buah. Ini penting untuk melatih keterampilan dalam memegang makanan dan merangsang pertumbuhan giginya dan agar anak bisa menjadi lebih aktif.
Namun, seringkali kesalahan yang terjadi adalah setelah masa ASI eksklusif ini atau si bayi sudah bisa mengkonsumsi asupan lain selain ASI si ibu tidak memberikan ASI lagi. Padahal menurut standar kesehatan dunia WHO, bayi sebaiknya di sapih setelah 2 tahun usianya.
Permasalah ASI eksklusi juga terjadi pada ibu yang bekerja di kantoran, untuk itu pemerintah mencoba memberikan keleluasaan pada ibu yang pada masa pemberian makanan bayi berupa ASI eksklusif boleh membawa bayi ikut serta bekerja atau mengijinkannya memberi jam khusus untuk menyusui bayinya.
Memberikan makanan pendamping ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, baik dilihat dari jenis makanannya, tekstur dan jumlah porsinya. Kekentalan makanan bayi dan jumlah harus disesuaikan dengan kesiapan bayi dalam menerima makanan. Dari sisi tekstur makanan, awalnya bayi harus diberi makanan semi padat, sedangkan makanan padat diberikan ketika bayi sudah mulai tumbuh giginya. Porsi makanan juga berangsur muladi dari satu sendok hinga berangsur-angsur bertambah sesuai porsi bayi.
Pada usia 6-9 bulan tekstur makanan bayi sebaiknya cair dan lembut seperti bubur buah, bubur susu atau bubur sayuran yang dihaluskan. Menginjak usia 10-12 bulan, bayi mulai beralih ke makanan kental dan padat, namun tetap harus bertekstur lunak, seperti aneka nasi tim. Usia 12-24 bulan bayi sudah mulai dikenalkan pada asupan keluarga atau makanan padat namun tetap mempertahankan rasa.
Hindari makanan-makanan yang dapat mengganggu organ pencernaan, seperti makanan bayi yang terlalu berbumbu tajam, pedas, terlalu asam dan berlemak. Pada masi ini kenalkan finger snack yang bisa dipegang seperti cookies, nugget, atau potongan sayuran rebus atau buah. Ini penting untuk melatih keterampilan dalam memegang makanan dan merangsang pertumbuhan giginya dan agar anak bisa menjadi lebih aktif.
0 komentar:
Posting Komentar